Monday, June 21, 2010

Ketulusan Hati

apa yang kurasakan ini
persembahan untuk diri mu
kau dengar kan kasih ku
mencintaimu tak mengenal waktu
tak mengenal puitis
hanya setulus hati........

Nat King Cole - Smile


thank you Marla...BHS suka ....senyum itu sedekah Marla..Alhamdulillah...
oo...BHS dah sedekahkan fatihah to your late father...al-fatihah...

Friday, June 18, 2010

TAK TERKENAL DIBUMI TAPI DI LANGIT....

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya.Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya.Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata :“Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran.Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata:“Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.Tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang.Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.”Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama.Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni.Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit.Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ?“Abdullah”, jawab Uwais.Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?”Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”.Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata:“Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya.Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya.Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu.“Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh.Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?”“Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihantam ombak ?”tanya kami.“Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! ”katanya.“Kami telah melakukannya.”“Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!”Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”.“Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? ”Tanya kami.“Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.Kemudian kami berkata lagi kepadanya, ”Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.“Ya,”jawab kami.Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan sayyidina Umar r.a.)Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi menjadi terkenal di langit

ehsan dari
http://badai-kehidupan.blogspot.com/

Thursday, June 17, 2010

Louis Armstrong - What a Wonderful World


Thank you Marla, BHS suka...salam kenal buat Marla dari alam maya...BHS dapat rasakan betapa sayangnya Marla pada ayah...begitu juga BHS...moga mereka berdua ni ALLAH kurniakan syurga di sana nanti.......amin amin amin yarabbal 'allamin....

Wednesday, June 16, 2010

Thursday, June 10, 2010

UNGU - ALLAH maha besar


Dede648 : Love this song so much.....

"Hanyalah padaMu tempatku berteduh
Memohon ridho dan ampunanMu, tunjukkan aku jalan lurusMu
Untuk menggapai SurgaMu
Terangiku dalam setiap langkah hidupku"

DEMI MASA - RAIHAN

ingat 5 perkara ...sebelum 5 perkara....
sihat sebelum sakit
muda sebelum tua
kaya sebelum miskin
lapang sebelum sempit
hidup sebelum mati

Iman Mutiara - Raihan


iman adalah mutiara, di dalam hati manusia, yang menyakini ALLAH, maha esa maha kuasa,
tanpa mu iman bagaimanalah, merasa diri hamba padanya

Tuesday, June 8, 2010

Ungu - Surgamu



harisbluebiru:
aku suka lagu ini.
lirik / kata kata di lagu ini bagus dan dalam.
Allah SWT Sungguh Maha Sempurna.
aku ingin masuk Surga.

Sunday, June 6, 2010

Sheila Majid - Ku Mohon


agar jiwaku tenang dengan bimbingan mu selalu YA ALLAH...ku berserah segalanya padamu...

Abah mesti pantang makan ya...boleh balik rumah cepat...


ssshhh...Abah BHS sedang tidur masa BHS sampai ke biliknya...Assalamualaikum warohmatullah hiwabarokatuh abah...BHS datang lawat Abah ni..



masa Abah sedang tidur, BHS terus berkenalan dengan jiran sebelah katil abah, Kak Mas namanya...suami dia yang sakit..Kak Mas suggest BHS belikan susu dan biskut ni buat bekalan abah...Insha ALLAH Kak Mas



Time untuk Abah minum petang, waktu ni abah dah bangun dari tidur...dan dia tak henti-henti bercakap...BHS tahu dia rindu dengan anaknya ini....BHS apatah lagi...I LOVE U SO MUCH ABAH!!!...




Sebelum makan malam, Abah beritahu dia nak tukar kedudukan katilnya, area yang ada terlalu kuat hawa dinginnya...permintaan abah di dengari...sejurus kemudian nurse datang membantu...terima kasih nurse...



Lihat, abah dah selesa...Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah
sebenarnya abah duduk empat sebilik..cuma ada dua patient sahaja di kala ini..


di tepi pintu masuk utama, BHS nampak frame ni...mmm...
pukul 7.30 malam BHS sefamily, adik-adik, ipar duai, anak-anak saudara yang sejuk mata memandang serta mak BHS pun beredar, kalau ikut hati nak tinggal lama lagi...rupanya di luar pegawai bertugas sudah menunggu memastikan pesakit berehat tanpa di ganggu tetamu...kami balik dulu Abah, besok kami datang lagi..malam esok mak akak temankan abah tidur di hospital ya...itu permintaan abah....Abah, BHS terlampau sayang abah, walaupun perwatakan abah garang dan sememangnya garang dari dulu sampailah sekarang, BHS tetap sayang abah setiap saat dan ketika...rindu sama abah sentiasa di hati BHS...

Lokasi:
Hospital Kuala Lumpur
Tingkat 4 Wad 21
6-6-2010

Friday, June 4, 2010

sian abah

ini gambar kenangan Abah sama Mak masa buat kerja haji



Abah dekat Hospital Kuala Lumpur sekarang 4 June 2010 hari Jumaat pagi, mak temankan dan bila malam mak balik .....BHS berdoa agar abah lekas sembuh dan boleh balik ke rumahnya...Abah duk kat hospital kejap ya, kat hospital ada doktor...ni dah malam Abah tidur dan rehat betul-betul..anak Abah tak henti berdoa...amin amin amin ya rabbal 'allamin...

Thursday, June 3, 2010

SamiYusuf who is the loved one

LA ILLAH HA IL LAL ALLAH , MUHAMMAD DUR RASULULLLAH ...ALLAH ...ALLAH...ALLAH...ALLAH HU AKHBAR...HE GAVE US LIFE...HE SEND RASULULLAH TO GUIDE US...ALLAH!!!..MUHAMMAD IS THE MESSENGER...ALLAH HU AKHBAR!!!..

Sami Yusuf - MY UMMAH...let the Ummah rise again..


YA ALLAH YA RABBAL 'ALLAMIN..YA RAHMANNU YA RAHIM ..YARABBI LET THE UMMAH RISE AGAIN ...MY BROTHERS, MY SISTERS IN ISLAM...LET'S STRUGGLE, WORK AND PRAY...

Free Palestine - Sami Yusuf ft Outlandish - Try Not To Cry

Wednesday, June 2, 2010

erti perkahwinan...dengan harapan "my other half" minat nak baca sama-sama...

Erti Perkahwinan

Hampir seluruh perkahwinan mengalami pertengkaran
meskipun ramai orang yang malu mengakuinya.
Sebenarnya sebuah perkahwinan.. tanpa pertengkaran
ibarat cendol tidak bergula.

Syurga rumahtangga itu fitrah hati
Naluri semulajadi yang pinta diisi
Kerananya jejaka rela menjadi suami
Kerananya perawan rela menjadi isteri
Masing-masing dengan harapan
Agar rumahtangga membawa kebahagiaan

Matlamat yang satu tapi jalannya berliku
Destinasinya sama tapi kaedahnya berbeza
Lalu bermacamlah jalan ke sana

Ada yang mengatakan bahagia itu pada harta
Diukir dari intan permata(Wah , suamiku seorang jutawan)

Tidak kurang merasakan bahagia itu pada rupa..
Ditempa oleh wajah rupawan( Wah, isteriku seorang celeberity)

Ramai juga yang merasakan bahagia itu pada kuasa
Dituai oleh pangkat dan jawatan ( Wah, suamiku seorang negarawan)

Pelbagai jalan menimbulkan dilema
Mencari yang benar mempelai tersasar
Kalaulah bahagia itu pada harta
Kalaulah bahagia itu pada nama
Kalaulah bahagia itu pada rupa
Kalaulah bahagia itu pada kuasa
Kenapa Charles dan Diana berpisah
Kenapa Elvis dan Priscilla berpecah
Kenapa Onassis dan Jackie bertelagah.

Bahagia itu dari dalam hati
Kesannya zahir rupanya maknawi
Terpendam bagai permata dalam hati
Terbenam bagai mutiara disalut nurani

Bahagia itu pada HATI
Bertakhta di kerajaan diri Bahagia itu pada JIWA
Mahkota di singgahsana rasa
Bahagia itu KESABARAN
Bila susah tak gelisah
Bila miskin tak pemarah
Bila gagal tidak resah
Oh, suamiku, inalillah....

Hakikatnya bahagia itu ketenangan
Bila hati mengingati tuhan
Firman Allah: Ketahuilah dgn mengingati Allah itu
memberi ketenangan pada hati suami isteri sama-sama
mengerti maksud tersemi takdir ilahi itulah zikir yg hakiki.

Binalah rumahtangga atas tapak iman
Tuluskan niat luruskan matlamat

'suamiku, kaulah pemimpin menuju ilahi'
'isteriku, kaulah permaisuri hati.....'
penyeri Islamku nanti muktamadlah akad
sahlah nikah dengan nama Allah
gerbang perkahwinanpun terserlah

Di atas tapak iman dirikanlah hukum tuhan
Iman itu tujuan Syariat itu jalan
Tempat merujuk segala permasalahan
Tempat mencari semua penyelesaian
- isteriku, taatilah hukum Allah....
- suamiku, patuhilah sunnah Rasululah s. a. w

Binalah hidup di neraca maaruf
Rumah jadi sambungan madrasah...
Seninya kerana solat...
Indahnya oleh munajat
Tapaknya .... iman
Jalannya .... syariat
Natijahnya..... akhlak

Tiga penjamin segala kunci kebahagian rumahtangga dan
terciptalah: 'setia dan penyayang suami'
'cinta dan kasih isteri'
lalu berbuahlah mahmudah demi mahmudah yang melahirkan.....
Soleh dan solehah.
Semoga Allah melimpah Segala anugerah kebahagiaanrumahtangga solehah... wassalam

Sumber dari http://www.iluvislam.com/
oleh najwa_hamali